
PAKET LIBURAN LOMBOK – Transportasi ke depan memang arahnya akan ke emisi zero, tapi memang tidak mudah melakukan perpindahan dari BBM ke listrik karena di perlukan insfrastruktur lapangan, teknologi serta peralatan pada pabrik, riset, aturan dari pemerintahan dan pemahaman mengenai teknis perbaikan maupun perawatan pada kendaraan electrik.
Jembatan untuk ke arah transportasi listrik salah satunya adalah kendaraan hybrid, yang artinya kendaraan tersebut masih menggunakan BBM namun di lain waktu ia menggunakan listrik, di sesuaikan dengan kebutuhan dari kendaraan tersebut. Baru-baru ini rupanya Bosch mengembangkan teknologi Hybrid yang di namakan BRS (Boost Recuperation System)
rental mobil mataram, sewa mobil lombok
di kutip dari otomotif.grid.id bahwa beberapa komponen yang mereka kembangkan adalah alternator yang sekaligus juga sebagai generator, kemudian baterai berkapasitas 48 V, step down untuk mengubah dari 48V ke 12V dan terakhir baterai (aki) 12 V.
“Alternatornya sendiri punya keunggulan, juga sekaligus sebagai generator. Jadi, alternator selain untuk menghidupkan mesin, juga bisa mensuplai daya ke baterai 48V untuk nantinya dipakai saat hybrid bekerja,” ucap Reynold Rumambi, Sales Manager Gasoline System PT Robert Bosch GS/SAZ-ID (Bosch Indonesia).
Sementara itu, dimensi baterai juga berubah banyak. Pada mobil-mobil hybrid, biasanya baterai punya dimensi yang besar, Bosch mengembangkan yang ‘kecil’. “Dengan dimensi yang kecil, tentu jadi tidak menyita ruang dan penempatannya mudah. Itu untuk produsen mobil. Untuk pemilik mobil, bisa menghemat bahan bakar sekitar 15 persen berdasar uji test kita,” sebutnya.
Disebutkan pula bahwa sebenarnya baterai Bosch tersebut besar casingnya saja. “Dalamnya tetap kecil, bahkan cuma setengah dari dimensi luar. Sisanya berupa kipas untuk pendinginan,” Dan teknologi tersebut baru yang beredar di Eropa saja. Indonesia? sabar. Peraturan mobil hybrid dan listrik saja belum terbit-terbit.